Salah seorang teman yang sedang menghadapi masalah bercerita kepada saya tentang temannya yang bekerja di salah satu BUMN. Dia berkata tentang betapa nyamannya kehidupan temannya tersebut, sepertinya hidup tanpa masalah. Menurutnya, pekerjaan temannya itu ringan, tidak perlu lembur bahkan bisa dibilang agak santai karena kalau pekerjaannya sedang sedikit ia bisa hangout sama teman-teman untuk sekedar minum kopi atau makan makanan ringan di kafe terdekat. Gaji cukup besar, walaupun kinerja tidak terlalu maksimal. Alhasil hidupnya terlihat enak, apalagi didukung oleh sikapnya yang terlihat seperti sikap hidup kalangan jetzet.
Kehidupan temannya itu sangat kontradiktif dengan kehidupan teman saya. Teman saya memulai harinya di pagi hari dengan bekerja pada salah satu instansi swasa dengan jam kerja 7-4 atau masuk jam 7 pagi, pulang jam 4 sore. Setelah itu dia masih harus bekerja di tempat lain (pekerjaan sampingan) dari jam 5 sore sampai kira-kira jam 6:30 bahkan kadang sampai jam 7 malam. Demikianlah rutinitas hariannya. Dia merasa sangat lelah karena beban kerja yang harus ditanggung dan tantangan yang harus dihadapi dari dua pekerjaan tersebut.
Sambil melamun tentang temannya itu lalu dia berkata kepada saya, “Enak ya jadi orang yang beruntung, coba aja kalo hidup kita seberuntung orang itu. Tidak perlu kerja keras kayak kita, tapi duit tetep ngalir. Kita, udah kerja mati-matian, pergi pagi pulang malam tapi duit tetap pas-pasan.” Dalam hitungan sepersekian detik saya langsung merespon setuju dengannya. “Iya bener, enak ya jadi orang yang nggak perlu kerja keras tapi penghasilan mengalir deras”. Itulan respon spontan saya kepadanya yang kemudian dengan cepat langsung saya ralat dan keluarlah kata-kata dukungan ini, “Tenang frend, dunia ini ngga selamanya susah buat kamu, akan ada waktunya kamu menikmati hasil dari kerja keras kamu selama ini. Mungkin bukan kamu yang ngerasain sekarang tapi anak-anak kamu nantinya.” Demikianlah akhir dari percakapan kami.
Jika dipikir-pikir memang enak jadi orang yang beruntung. Ketika ada lowongan PNS, kita bisa lulus tanpa sogok-menyogok. Ketika ditempatkan bekerja, pas dapat tempat yang basah dengan resiko kecil. Jam kerja bisa dimainin, hari kerja bisa diatur. Yang lebih beruntungnya lagi atasanpun melakukan hal yang sama sehingga di kantor tidak ada yang ditakuti atau dihormati karena semua sama.
Keberuntungan yang lain adalah menjadi orang yang lahir di tengah keluarga yang sudah mapan secara ekonomi dengan harta yang tidak akan habis sampai empat keturunan. Apapun yang diinginkannya bisa dengan mudah didapat tanpa harus kerja keras. Hmmmm, betapa beruntungnya orang itu.
Akan tetapi apakah benar-benar enak menjadi orang yang selalu beruntung? Apakah enak menjadi orang yang hidupnya tanpa masalah? Apakah enak menjadi orang yang selalu bahagia dan tidak pernah menderita? Apakah enak menjadi orang yang tidak pernah tau artinya sedih dan kecewa? Apakah enak menjadi orang yang selalu diterima dengan baik dan tidak pernah merasakan rasanya ditolak, dihina dan direndahkan?
Buat saya, jika ada orang yang hidup 99% keberuntungan dan hanya 1% kerja keras, maka orang tersebut adalah orang yang paling menderita di bumi ini. Saya berpikir demikian karena pastilah sia-sia bagi orang tersebut memiliki otak karena tidak diperlukan lagi untuk berpikir, tangan tidak diperlukan untuk bekerja, kaki tidak diperlukan untuk berjalan mencari pekerjaan, emosi yang tidak perlu dikontrol karena segala sesuatunya sudah baik, mata tidak diperlukan lagi untuk melihat hal-hal yang menakjubkan yang ingin diraih. Segala sesuatu di bumi ini menjadi hambar karena apa yang diinginkan bisa dengan mudah didapat.
Saya bangga pada orang-orang yang menganut paham 99% kerja keras dan 1% keberuntungan. Hidupnya akan menjadi lebih indah karena kebahagiaan dan kesuksesannya didapat dengan perjuangan bukan karena keberuntungan. Orang-orang yang menggunakan segenap kekuatannya dan memaksimalkan kemampuannya untuk selalu bekerja dan berusaha menjadi sosok pribadi yang tangguh menghadapi beratnya hidup dan tidak putus asa walaupun masalah berat datang menghampiri. Orang-orang yang memiliki impian dan bekerja keras untuk menggapai mimpi tersebut. Orang-orang seperti itulah yang layak disebut sebagai pemenang. Pemenang dalam menaklukkan kehidupan.
Teruslah bekerja dan berusaha. Jangan menyerah dan tetaplah bermimpi. Akan datang waktunya dimana kesuksesan dan kebahagian memenuhi hidup kita.
Labels:
opini