Suka Mengantuk, Kenali Penyebabnya

Bisa Jadi karena Anemia
SETIAP orang tentu pernah merasakan kantuk, karena ini memang merupakan salah satu alarm yang ditunjukkan tubuh agar kita segera tidur. Tapi jika gejala itu muncul berlebihan setiap hari, tentu juga akan menganggu produktivitas kerja. Lalu apa sebenarnya penyebab rasa mengantuk?
Menurut dr Hengky Indradjaja, secara fisiologis tubuh mempunyai alarm yang dapat mengingatkan bahwa tubuh memerlukan istirahat yang cukup. Apabila tubuh perlu istirahat, maka akan memberikan kode dalam bentuk rasa mengantuk. “Apabila dengan kode mengantuk kemudian kita beristirahat (dengan mencoba tidur), maka setelah bangun tubuh akan terasa segar,” ujarnya kemarin (28/12).
Itu terjadi karena saat tidur tubuh akan memanfaatkan zat kelelahan (asam laktat) untuk diolah kembali di dalam hati sebagai cadangan tenaga.
Proses pengolahan kembali zat kelelahan (asam laktat) menjadi cadangan tenaga di dalam hati umumnya terjadi di malam hari antara pukul 24.00 sampai pukul 02.00. “Oleh sebab itu, seyogianya kita memberikan kesempatan kepada tubuh agar beristirahat terutama pada saat waktu tersebut,” katanya.
Karena itu, jika malam hari, waktu tidur kurang dari enam jam, tentu saja di siang hari akan menimbulkan rasa kantuk. “Makanya kalau bergadang di malam hari, idealnya di siang hari diganti sedikit dengan beristirahat,” kata ayah dari tiga anak itu.
Tapi jika jumlah tidur tetap sesuai kebutuhan, tetap muncul rasa mengantuk berlebihan, tentu bukan hal biasa. “Sebaiknya segera dicari penyebab patalogisnya,” ujar mantan kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi itu.
Ia menjelaskan, mengantuk juga dapat menunjukkan bahwa otak sedang kekurangan oksigen. Oksigen dibutuhkan oleh sel-sel otak untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari. Apabila oksigen yang beredar di darah kurang mencukupi kebutuhan metabolisme dasar, otak pun akan kekurangan oksigen. Gejala yang ditunjukkan adalah mengantuk. “Makanya kalau pagi orang harus sarapan, agar otak tidak kekurangan oksigen,” lanjutnya.
Kadar gula di dalam darah juga memengaruhi. Secara normal adalah di atas 80 mg/dl. Kekurangan gula di dalam darah bila kadarnya kurang dari 80 mg/dl, akan menimbulkan gejala mengantuk.
Itu karena untuk melakukan aktivitas secara normal, otak hanya mengandalkan pengiriman gula dari aliran darah. Otak tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan gula sebagai cadangan energi. “Akibatnya, apabila kadar gula darah turun di bawah 80 mg/dl, tubuh akan memberikan sinyal berupa rasa mengantuk,” tambah Hengky.
Selanjutnya lensa mata yang mengalami myopia (mata minus), apabila tidak dikoreksi sesuai kebutuhan mata, akan menyebabkan mata mudah lelah dan memudahkan mengantuk saat sedang membaca.
Kemudian penyebab paling sering adalah kekurangan zat besi di dalam konsumsi makanan. Itu akan menyebabkan gangguan pembentukan sel darah merah (eritrosit, hemoglobin). Akibatnya tubuh mengalami anemia. Salah satu fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. “Apabila alat pengangkutnya kurang, oksigen yang beredar termasuk yang ke otak akan berkurang. Dengan demikian kekurangan zat besi akan menyebabkan mudah mengantuk,” jelas Hengky.
Kekurangan biotin juga dapat menyebabkan mengantuk. Biotin adalah vitamin B yang diperlukan untuk metabolisme lemak dan karbohidrat.
Biotin ditemukan dalam berbagai makanan dan sumber yang mengandung banyak biotin adalah hati, ginjal, pankreas, telur, susu, ikan, dan kacang-kacangan.
Kekurangan vitamin itu sangat tidak mungkin terjadi pada orang-orang yang asupan makanannya seimbang. Kekurangan vitamin itu dapat terjadi pada orang-orang yang menerima pemberian makanan secara intravena (infus) dalam waktu yang lama tanpa biotin tambahan. “Dengan demikian, tampak jelas penyebab mengantuk adalah bermacam-macam,” katanya.
Bagaimana jika hasil pemeriksaan ternyata tidak ada masalah? Hengky mengatakan ada kemungkinan terjadi karena faktor psikilogis, misalnya karena tekanan dan beban kerja yang kuat, ada masalah pribadi atau hal lainnya yang memicu timbulnya stres.(*)

0 comments:

 
My Ping in TotalPing.com