"Welcome to the jungle" kata seorang dokter pada adik kelas sekaligus teman sejawatnya yang baru di"sumpah dokter".

Helm Perank
Aneh memang, tapi begitulah adanya. Seorang dokter bagaikan seorang petualang dalam pekerjaannya.Ilmu ini bukan hanya sekedar sains, tapi merupakan ilmu yang mendalam mengenai manusia. Seorang dokter bagaikan penyelam yang siap terjun ke dalam samudra luas "ilmu pengetahuan tentang manusia" yang memang ternyata masih banyak hal yang belum terjamah. Bagaikan seorang pilot yang siap mengambil resiko apapun dalam mengendarai pesawatnya sekaligus bagaikan tentara perang yang siap bertempur. Tentu saja resiko tersebut diambil dengan dasar ilmu dan pertimbangan yang matang.
dr.Atul Gawande dalam bukunya "KOMPLIKASI" yang fenomenal mengatakan:
"Pada akhirnya, kedokteran
dalam praktik sehari-harinyalah yang paling menarik buatku -- apa yang terjadi ketika kesederhanaan ilmu harus berhadapan dengan rumitnya kehidupan seseorang. Walaupun berkembang sejalan dengan kehidupan modern,tetap saja banyak yang tersembunyi dan sering disalahartikan dalam dunia kedokteran. Kita memandangnya lebih sempurna daripada kenyataannya dan sekaligus melihatnya tidak sehebat yang diharapkan."

Memang, semakin manusia menyelami lautan ilmu yang begitu luasnya maka ia akan menyadari bahwa ilmu yang ia ketahui hanyalah setitik saja. Begitu juga dengan ilmu kedokteran yang selama  ini dipandang sebagai ilmu logis yang terus berkembang sesuai kemajuan zaman.
Hal yang kemudian tak kalah menarik adalah, dibalik semua keruwetan yang ada dalam "rimba ilmu" ini, terdapat banyak kemudahan untuk mempelajarinya, baik dalam hal sistematisnya ilmu kedokteran dan kesenangan dalam menjalaninya.
Seorang ulama besar, Ibnul Qayyim mengatakan:

"Sebesar Kengerian dan Kesulitan Dalam Mencapai Sesuatu, Sebesar Itulah Kesenangan dan Kelezatan yang Dirasakan".

Bagaikan seorang petualang, seorang dokter dituntutut untuk dapat menemukan, menganalisis dan mencari solusi dari setiap penyakit yang ia hadapi. Hal ini menjadikan ilmu ini begitu mengasyikkan dan menyenangkan karena banyak hal-hal menarik sekaligus menantang bagi sang petualang. Bahkan keilmuan ini bagaikan menembus batas psikologis manusia dengan mempelajari penderitaan yang dihadapi seorang manusia dan mencoba untuk mengurangi beban penderitaannya. Seharusnya hal ini dapat menimbulkan perasaan yang lebih peka dan mendalam mengenai manusia yang pada akhirnya, disadari atau tidak, akan memberi dampak bagi para pelakunya: para dokter. Segala  macam penderitaan yang pernah disaksikan membentuk seorang dokter menjadi lebih baik, lebih bijaksana, lebih penyayang, dan toleran (harusnya begitu, walaupun dalam pelaksanaannya…who knows?)
Medical Science is a art
Seni merupakan ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsur-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.
Seni tidak hanya mencakup masalah rasa tapi juga termasuk nilai-nilai intelektual seperti pada ilmu filsafat. Dalam ilmu filsafat, seni dinyatakan dalam estetika. Sebagai contoh, hal yang sering ditemui sehari-hari yaitu seni berpakaian. Kepribadian dan nilai budaya yang dianut seseorang dapat dinilai dari cara orang tersebut berpakaian.
Nilai keindahan dalam profesi kedokteran termasuk bagian dari aspek humaniora yang harus dimiliki oleh seorang dokter. Dokter sebagai sebuah profesi yang humanis membutuhkan keseimbangan antara sisi logis dan sisi humanis. Seseorang yang ingin menjadi dokter selain mengembangkan sisi logisnya dalam mendalami ilmu kedokteran juga harus senantiasa dilatih dan dikembangkan sisi humanisnya. Sisi humanis ini dapat berkembang baik bila seseorang dapat memiliki perasaan dan apresiasi terhadap seni. Profesi dokter yang merupakan profesi sosial membutuhkan pribadi-pribadi yang memiliki rasa kemanusiaan dan kasih sayang yang tinggi. Oleh karena itu profesi kedokteran tidak dapat dipisahkan dengan kesenian.
Karena manusia menggunakan perasaan dalam mengapresiasi seni, seni boleh jadi merupakan sisi paling manusia dari seorang manusia. Nilai keindahan yang terekspresikan dalam karya seni akan menimbulkan perasaan halus pada jiwa seorang dokter.
Seorang dokter  harus dapat menggunakan ilmu yang dimiliki untuk menganalisa suatu permasalahan berdasar fakta yang ditemukan menjadi sebuah rumusan diagnosis, kemudian mengubahnya menjadi rencana terapi dan mengkomunikasikannya secara efektif dan akurat kepada pasien dan keluarga pasien. Mengobati pasien yang satu dengan lainnya tidak selalu sama. Ada banyak faktor yang berpengaruh secara simultan disana. Setiap informasi yang didapat (knowledge) harus diolah dan dianalisa menghasilkan suatu keputusan dalam diagnosis maupun treatment. Ilmu "mengolah dan menganalisa" inilah yang disebut-sebut sebagai seni dalam ilmu kedokteran. Bagaikan seorang pemusik yang memadupadankan nada-nada untuk dijadikan senandung indah. Bagaikan seorang pujangga yang melahirkan sajak indah, seorang dokter juga harus dapat mendeskripsikan suatu penyakit. Baik mendeskripsikan menjadi suatu bentuk kesimpulan diagnosis dan tretment maupun mendeskripsikan secara sederhana segala masalah medis kepada pasien.

Secanggih apapun teknologi, tidak akan bisa yang dapat menembus batas kemampuan analisa seorang manusia. Ilmu seni dan insting ini merupakan kebutuhan dokter untuk menyempurnakan (walau tak akan pernah sesempurna ilmuNya) ilmu kedokteran yang begitu rumit. Percaya atau tidak, banyak sekali para dokter, atau paling dekat, teman-teman mahasiswa kedokteran yang ternyata memiliki daya seni yang tinggi. Bahkan mereka mengakui seiring dengan mempelajari ilmu kedokteran maka kemampuan art nya pun bertambah. Karena memang, dalam mengolah keilmuan ini ada sinergi yang cukup hebat antara otak kanan dan otak kiri. Dan sebagaimana seorang pemusik dan penyair, akan bertambah ketrampilannya seiring pengalaman yang dimiliki. Feelingnya akan terasah seiring waktu yang dilalui. Karena itu, pembelajaran lewat magang (baca: ko-ass) memegang peranan penting. Learning by doing adalah prinsip utama yang ditekankan. Dengan melihat bagaimana para dokter senior melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, menegakkan diagnosis serta akhirnya memutuskan terapi pada pasien akan mengasah kepekaan seorang (calon) dokter dalam pembelajarannya. Namun, kesemua pembelajaran itu tidaklah mudah, dibutuhkan waktu, kesabaran serta ketekunan untuk menguasainya. Ini bukanlah masalah bagaimana dapat dihapalkan dilluar kepala, tapi bagaimana seorang dokter dapat melakukan dan mempraktekkannya.

The complicated science

Dalam bukunya "At A Glance Medicine" Patrick Davey menuliskan hal yang menarik tentang ilmu kedokteran. Ia menyebutkan bahwa Kedokteran merupakan sebuah bidang yang hebat dan mengasyikkan. Keasyikan ini disebabkan oleh keriangan intelektual yang murni dan tidak dibuat-buat dalam memahami sebuah ilmu dan aplikasinya pada manusia. Memang benar, karena iIlmu ini terus berkembang secara menakjubkan. Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka semakin haus pula para peneliti tentang keilmuan ini. "Sebuah komunitas intelektual yang hiruk pikuk" begitu ia menyebutkan. Dan sebagai mahasiswa kedokteran, seseorang harus siap untuk terjun kedalamnya.
Untuk itulah seorang dokter dituntut untuk bisa menyampaikan suatu proses di dalam tubuh yang begitu rumit menjadi suatu bahasa yang bisa dimengerti pasien ataupun keluarga pasien. Diagnosis yang telah dianalisa menjadi suatu rencana terapi tersebut harus dapat disampaikan kepada pasien dan keluarganya. Sulit memang, dengan banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi pada suatu penyakit (setiap individu memiliki proses yang berbeda dalam tubuhnya) seorang dokter juga dituntut untuk dapat menjelaskan secara simpel dan jelas mengenai kerumitan penyakit tersebut kepada pasien dan keluarganya.
Ambillah resiko! Artinya seorang dokter akan memiliki investasi pribadi dalam diagnosis. Ia akan bangga bila diagnosisnya benar, dan perasaan ini akan menjadi motivasi besar dalam dirinya. Bila ia salah, maka artinya ia perlu belajar, dan hal ini lebih penting karena manusia lebih banyak belajar dari kesalahan daripada kemenangan. Nikmati pembelajaran ini dengan hati yang lapang dan sambut dengan keriangan. Maka engkau akan menjadi seorang dokter yang handal!!! (Patrick Davey).

"Berbahasalah dengan bahasa kaummu"

Apa yang disebutkan oleh Rasulullah SAW ini juga dikatakan sebagai cara komunikasi efektif di bidang ilmu psikologi. Apalagi yang disebut sebagai edukasi pasien ataupun untuk anamnesis (mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pasien untuk penegakan diagnosis) seorang dokter harus berbahasa dengan bahasa pasien. Sehingga para dokter  dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan pasien dan keluarganya. Pasti akan berbeda edukasi yang diberikan baik dalam hal bahasa maupun muatan bagi pasien yang derajat pendidikan rendah dan yang tinggi. Pasien yang SD saja tidak lulus akan sangat puas diberi penjelasan sederhana tanpa harus banyak dijelaskan tentang patogenesis (proses terjadinya penyakit). Tapi untuk pasien-pasien yang pendidikan tinggi pasti baru puas jika sudah dijelaskan lengkap dan detail.
Segala resiko dan komplikasi yang dapat terjadi harus dijelaskan kepada pasien. Hal inilah yang membutuhkan komunikasi timbal balik yang baik antara dokter dan pasien. Kepercayaan dan kejujuran adalah hal dominan yang dibutuhkan keduanya. Dengan kepercayaan, kejujuran akan tercipta. Sulit ketika sang pasien tidak jujur dengan riwayat penyakit yang dideritanya karena seorang dokter diharuskan membuat keputusan diagnosis dengan informasi yang terbatas. Begitu juga pasien akan sulit menerima kenyataan bila sang dokter hanya memberikan informasi minimal tentang penyakit yang dideritanya. Kata-kata yang tepat seorang dokter kepada pasiennya adalah:

Please help me to help you

Untuk menolong dirinya sendiri, pasien seyogianya dapat menolong dokter untuk memudahkan sang dokter membuat diagnosis dan rencana pengobatan. Bagi  para pasien atau keluarganya, jika ada hal-hal yang tidak jelas jangan malu-malu untuk bertanya kepada dokter! Jangan takut merasa pertanyaan-pertanyaan itu dianggap bodoh oleh dokter! Kadang-kadang justru pertanyaan-pertanyaan yang terlihat bodohlah yang sulit untuk dijawab. Prinsip mendasar ialah penjelasan dan edukasi adalah hak pasien sekaligus kewajiban dokter.

0 comments:

 
My Ping in TotalPing.com